Tempat Tempat Bersejarah di Kota Mekah
Masjidil Haram adalah mesjid yang di dalamnya terdapat
bangunan Ka’bah (Baitullah), yang merupakan kiblatnya bagi kaum muslimin di
seluruh penjuru dunia. Sholat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali Iipat
daripada di masjid lainnya.
Tempat-tempat penting yang ada di dalam masjid selain
Ka’bah adalah:
1. Maqam
Ibrahim, batu pijakan Nabi Ibrahim as., ketika membangun Ka’bah dan juga untuk
menyeru manusia untuk berhaji.
2. Hijir
Ismail, kuburan Nabi Ismail dan ibunya.
3. Sumber
air Zam-Zam, mata air yang ada dekat Ka’bah.
4. Mas’a,
tempat melakukan sa’i antara bukit Shafa dan Marwah yang letaknya di samping
masjid.
Ka’bah
(Baitullah)
Adalah sebuah bangunan berbentuk kubus (segi empat),
tapi kalau kita perhatikan secara saksama temyata bangunan Ka’bah itu tidak
begitu persegi empat. Ka’bah (Baitullah) pertama dibangun oleh para malaikat,
kemu
dian dilanjutkan oleh Nabi Adam as. Bangunan Ka'bah
yang dibangun oleh Nabi Adam tingginya kurang lebih satu Hasta. Selanjutnya
berturut Ka'bah dibangun oleh Nabi Syits bin Adam, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
atas perintah Allah SWT. Pembangunan berikutnya dilanjutkan oleh suku Amalik,
suku Jurhum, suku Qushayyai bin Kilab, sampai pada zaman Sultan Murad IV
Al-Utsmani pada tahun 1630 M. Di dalam Ka’bah ada tiga tiang penyangga, di
sebelah Rukun Yamani, yaitu Rukun Hajar Aswad karena di rukun tersebut terdapat
Batu Hajar Aswad.
Selain sebagai bangunan yang pertama kali di bangun di
muka bumi ini, Ka’bah juga memiliki keistimewaan antara lain:
1. Ka'bah
berada pada satu garis lurus dengan Bait AlMakmur, yaitu pusat ibadah para
malaikat di langit.
2. Jika
memandang Ka’bah dengan khidmat kita mendapat ketenangan.
Setiap hari (selama 24 jam) Allah menurunkan 120
rahmat di Ka’bah, yang 60 rahmat diberikan kepada mereka yang thawaf, 40 rahmat
diberikan kepada mereka yang shalat, dan yang 20 diberikan kepada mereka yang
sedang memandangi Ka’bah.
Mizab
Ka'bah
Yang pertama kali memberi atap (loteng) pada Ka’bah
adalah suku Quraisy ketika mereka membangun Ka’bah, karena ada atapnya maka
memerlukan pancoran air/ talang air untuk membuang air hujan. Talang ini mereka
buat pada sisi yang menghadap Hijir Ismail dan diberi nama Mizab. Mizab
tersebut dilapisi emas seberat 40 kg. Di bawah Mizab ini termasuk tempat yang
baik untuk berdoa. Suatu saat Sayidina Utsman bin Affan berkata kepada
rombongannya, ”Tanyakan padaku dari mana aku tadi.” Mereka lalu bertanya, ”Dari
mana engkau ya Amirul Mu’minin. " ”Aku baru saja dari pintu surga, "
jawab sayidina Utsman. Padahal baru saja beliau berdiri di bawah Mizab dan
berdoa di situ. (Kitab Fii Rihabi Baitil Haram).
Hajar
Aswad
Adalah batu berwarna hitam yang berada di sudut
tenggara Ka'bah. Hajar Aswad dilingkari besi putih yang direkat dengan timah,
dan terletak kira-kira setinggi 1,5 m dari permukaan lantai masjid. Thawaf
dimulai dan diakhiri dari sudut ini. Mencium Hajar Aswad di luar waktu thawaf
juga disunahkan dengan niat mengikuti petunjuk nabi. Dalam salah satu riwayat
Nabi saw., bersabda ”Nanti pada hari kiamat, Hajar Aswad akan tampak memiliki
mulut dan menyatakan/menyaksikan siapa-sinpa yang pernah mencium/menyalami dia
dengan niat yang baik. ”
Multazam
Multazam berasal kata dari Iltazama, Yaltazimu,
Multazamun yang secara harfiah berarti amat diperlukan. Kata ini sudah menjadi
nama tempat tertentu, yaitu antara sudut Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah
disebut Multazam. Multazam merupakan tempat paling diijabah untuk berdoa.
Rasulullah saw., bersabda; ”Multazam adalah tempat berdoa yang mustajab, dun
tidak seorang pun hamba Allah yang berdoa di tempat ini tanpa dikabulknn Allah
permintaannya.” Rasulullah sendiri kalau sampai di tempat ini langsung
menempelkan dadanya, wajah/ pipinya, kedua lengan dan kedua telapak tangannya
pada Ka’bah dan berdoa.
Hijir
Ismail
Hijir Ismail berada di sebelah utara Ka’bah yang
dibatasi oleh tembok berbentuk setengah lingkaran. Hijir Ismail merupakan
tempat Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya, dan kemudian menjadi kuburan
beliau dan ibunya Siti Hajar. Ketika suku Quraisy memugar Ka’bah pada
tahun
(606 M) mereka kehabisan dana untuk membangun seukuran
Ka’bah yang asli. Sebagai solusi, mereka mengurangi panjang tembok sisi Barat
dan sisi Timur di bagian Utara : 3 m, sehingga Hijir Ismail luasnya bertambah.
Jadi sebagian Hijir Ismail termasuk Ka’bah. Orang yang melakukan thawaf tidak
boleh masuk ke dalam Iingkaran Hijir Ismail, kalau masuk lingkaran Hijir
Ismail, maka thawafnya dianggap tidak sah.
Rukun
Yamani (Sudut ke Arah Yaman)
Sudut ini juga sangat penting artinya bagi
keistimewaan Ka’bah, karena setiap orang yang thawaf disunahkan menyalami atau
mengusapkan tangan kanan atau kalau tidak mungkin karena berdesakan, disunahkan
melambaikan tangan kanan ke arah sudut ini.
Rukun Yamani adalah sudut yang keempat bagi orang yang
thawaf.
Dalam salah satu riwayat, Nabi saw., pemah bersabda,
Setiap aku melewati Rukun Yamani tampak ada malaikat yang mengucapkan kalimat
Amin. Rukun Yamani ini pun dinyatakan salah satu tempat yang baik untuk
berdoa dengan cara meletakkan tangan kanan, lalu berdoa kepada Allah apa yang
diinginkan.
Maqam
Ibrahim (Batu Pijakan Nabi Ibrahim)
Kata maqam memang memiliki beberapa arti, namun yang
dimaksudkan di sini adalah maqam yang berarti tempat pijakan orang berdiri.
Adapun Maqam Ibrahim adalah batu yang digunakan oleh Nabi Ibrahim as., berpijak
waktu membangun Ka'bah. Di batu ini ada bekas telapak kaki nabi Ibrahim, karena
ketika nabi Ibrahim menginjak batu tersebut menjadi empuk sehingga kedua kaki
beliau masuk sedalam 9 cm. Anehnya batu ini dapat naik ke atas dan turun
sendiri sesuai keperluan
Nabi Ibrahim ketika membangun tembok Ka'bah. Dalam
kitab ”Akhbaar Makkah" diterangkan bahwa setelah Nabi Ibrahim
menyelesaikan pembangunan Ka’bah, beliau diperintahkan memanggil semua umat
manusia untuk berhaji ke Baitullah Al-Haram (Mekah). Nabi Ibrahim pun naik ke
batu yang dinaiki ketika membangun Ka'bah, dan batu itu pun langsung naik ke
atas sampai lebih tinggi dibandingkan gunung yang ada di Mekah. Dengan kehendak
Allah suara Nabi Ibrahim dapat didengar oleh semua manusia yang ada dan yang
akan ada sehingga mereka menjawab, ”Ya, aku penuhi panggilan-Mu”. Mereka yang
menjawab sekali, dia akan pergi haji sekali sepanjang umumya, yang menjawab dua
kali, maka akan pergi haji dua kali, yang menjawab tiga kali, maka akan pergi
haji tiga kali dan begitu seterusnya. Adapun yang pada waktu itu tidak menjawab
ia tidak akan dapat melakukan ibadah haji sepanjang umurnya. Keistimewaan batu
Maqam Ibrahim ini (bersama-sama batu Hajar Aswad) adalah Allah menjaga kedua
batu ini tidak disembah oleh orang-orang musyrik. Hal ini dapat dibuktikan dari
buku sejarah mana pun bahwa tidak ada orang musyrik yang menyembah kedua batu
tersebut walau mereka menyembah batu yang lain. Ketika Islam datang yang salah
satu ajarannya adalah menganjurkan ummatnya mencium atau menghormati Maqam
Ibrahim dan Hajar Aswad, tidak menjadikan orang mengatakan bahwa Islam
mensyahkan salah satu amalan ritual orang musyrik atau kafir.
Air
Zamzam
Zamzam secara bahasa berarti air gemercik yang
dikumpulkan. Keberadaan air Zamzam berkaitan erat dengan peristiwa yang dialami
oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dalam sejarah dikisahkan, Nabi Ibrahim, Siti
Hajar, dan putranya Nabi Isma’il datang ke Mekah. Ibrahim hanya meninggalkan
kurma dan sedikit air untuk keduanya. Kemudian dia kembali ke Palestina.
Tatkala bekal itu habis, keduanya merasakan haus yang sangat. Berangkatlah Siti
Hajar ke bukit Shafa dan berdiri di sana dengan harapan melihat seseorang di
tempat itu dan memberinya air minum. Kemudian ia berlari kecil menuju bukit
Marwah dengan harapan yang sama dapat menemukan seseorang yang dapat memberinya
air untuk menghilangkan rasa haus.
Demikianlah dia berlari kecil antara Shafa dan Marwah
sebanyak tujuh kali sampai kelelahan. Pada saat lari yang ketujuh dia mendengar
suara orang memanggil-manggil, padahal di sekitar tempat itu tidak ada orang,
kecuali dia clan Ismail yang masih bayi, lantas ia berseru, ”Aku dengar
suaramu, tolonglah aku kalau engkau orang baik. " Muncullah Malaikat
Jibril yang kemudian menghentakkan tumitnya di tanah, lalu memancarlah air di
tempat itu. Dengan tergesa-gesa Siti Hajar membendungi air dengan tanah dan
pasir agar tidak mengalir ke mana-mana. Air itu disebut dengan nama Zamzam yang
berarti air gemercik tapi terkumpul.
Air Zamzam sengaja diberikan Allah Swt., mula-mula
kepada Siti Hajar dan putranya, Ismail. Kemudian oleh mereka berdua diberikan
kepada siapa saja yang memerlukan. Ini terbukti setelah beberapa hari Siti
Hajar dan anaknya tinggal di dekat air itu, datanglah dua orang dari Suku
Jurhum yang mewakili bangsanya untuk berkenalan sekaligus meminta izin untuk
memanfaatkan air, dengan senang hati mereka menerima. Lamakelamaan di sekitar
air Zamzam berkumpul masyarakat baru dan menjadi sebuah kota yang amat ramai
(Depag, 1998: 50-51). Sumur Zamzam terletak kira-kira 11 M dari Ka’bah. Mata
air sumur Zamzam dapat memompa air18,51iter/detik atau 39.6001iter
perjam.
Meminum air Zamzam memiliki banyak faedah. Hal ini
sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw., dalam sabdanya, ”Faedah air Zamzam
bergantung maksud peminumnya. [ika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari
penyakitmu, Allah menyembuhkmmya. [ikn engkau minum dengan maksud agar merasa
kenyang, Allah mengenyangkanmu. Iika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu,
Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Zamzam adalah air tektman tumit ]ibril,
minuman dari Allah untuk Ismail. " (HR. Daruquthni, Ahmad dan Ibnu
Majah)
Berdasarkan hadis tersebut, para ulama menyebutkan
keutamaan air Zamzam sebagai berikut:
a.
Syaba’ah, artinya kenyang, karena setelah minum air
Zamzam menjadi kenyang.
b.
Nafi’ah, artinya bermanfaat, karena sangat banyak
manfaatnya, di antaranya menguatkan hati dan dapat menenangkan rasa
takut.
c.
Afi’ah, artinya sehat, karena air Zamzam jika diminum
dapat menangkal dan menolak penyakit.
d.
Barrah, artinya memiliki kebaikan, karena air Zamzam
sangat baik bagi orang yang meminumnya untuk memperoleh keberkahan.
e.
Madhmunah, artinya bagus, karena indahnya air Zamzam,
Allah melarang satu kaum dari bangsa Arab tinggal di sekitamya sebab mereka
sering berbuat maksiat.
f.
Kafiyah, artinya mencukupi, karena orang yang meminum
Zamzam merasa cukup atau puas.
g.
Mu'dzibah, artinya mencegah dahaga, karena air Zamzam
mengandung rasa antara manis dan manis.
h.
Syifa’ saqamin, artinya menyembuhkan penyakit, karena
air Zamzam dapat menjadi obat berbagai penyakit bagi orang yang
meminumnya.
i.
Maghfurah, artinya ampunan, karena orang yang meminum
air Zamzam akan mendapatkan ampunan dari Allah Swt.
j.
Hajmatu libril, artinya injakan Jibril, karena air
Zamzam keluar dengan perantaraan injakan tumit malaikat Iibril.
Bukit
Shafa dan Marwah
Shafa dan Marwah disebut juga mas’a (tempat sa'i). Sejarahnya,
yaitu ketika Siti Hajar mencari air minum untuk Nabi Ismail, beliau bolak-balik
antara bukit Shafa dan bukit Marwah sampai tujuh kali. Peristiwa bolakbalik
antara Shafa dan Marwah inilah yang diabadikan umat Islam sebagai Sa’i
(lari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah) yang masuk dalam rukun ibadah
haji dan umrah.
Shafa adalah sebuah bukit kecil yang berada kurang
lebih 130 M sebelah selatan Masjidil Haram. Sekarang di atas bukit ini sudah
dibangun atap bulat berbentuk kubah. Bukit inilah yang dalam syariat digunakan
sebagai tempat bermulanya sa’i. Sedangkan Marwah adalah bukit kecil dari batu
api atau geretan, yaitu batu putih yang keras. Berada pada jarak kira-kira 300
M arah timur laut dari Rukun Syami pada Ka’bah. Bukit Marwah ini menjadi tempat
penghabisan sa’i sebelah utara, dan merupakan salah satu dari syiar-syiar haji
(Djuhro Wardiana, 2010: 71).
Jabal
Nur
Jabal Nur terletak di sebelah utara Masjidil Haram,
jaraknya kira-kira 6 km dari Masjidil Haram. Apabila kita mendaki sampai ke
puncaknya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Di atas gunung terdapat sebuah
gua temama yang biasa disebut ”Gua Hira”. Pada zaman Rasulullah, gua tersebut
dijadikan tempat
mengasingkan diri dari kaum Quraisy yang selalu
berbuat kemungkaran. Di sana juga Rasulullah saw., pertama kali menerima wahyu
dari Allah Swt., yaitu surat Al-’Alaq ayat 1-5.
Jabal
Tsur
Jabal Tsur terletak di sebelah
selatan Masjidil Haram, yang berjarak kira-kira 6 km dari Masjidil Haram. Di
Iabal Tsur terdapat pula sebuah gua yang disebut ”Gua Tsur”. Apabila kita
mendakinya akan membutuhkan waktu kurang lebih 1 V2 jam untuk sampai ke puncaknya.
Menurut sejarah, Gua Tsur merupakan tempat bersembunyi Rasulullah saw., dan
sahabatnya Abu Bakar Shiddiq dari kejaran kafir Quraisy ketika mereka akan
pergi Hijrah ke Madinah. Ada sebagian kaum Quraisy yang sampai ke puncaknya dan
hampir masuk ke Gua Tsur tempat Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi, tapi
Allah Swt., menyelamatkan mereka berdua dengan adanya sarang laba-laba dan
sarang burung dara di mulut gua.
Jabal Rahmah
Jabal Rahmah adalah bukit kecil yang berada di sebelah
timur Arafah, sekitar 1,5 km dari Masjid Namirah. Jumlah tangga untuk naik ke
puncaknya mencapai 168 buah. Di atas bukit terdapat tugu. Menurut sebagian
riwayat, tugu tersebut sebagai tanda pertemuan antara Nabi Adam dan istrinya
Hawa setelah sekian lama dipisahkan oleh Allah Swt. Oleh karena itulah,
bukit ini dinamakan Iabal Rahmah, yang berarti bukit kasih sayang. Maksudnya
kasih sayang antara Adam dan Hawa setelah lama berpisah.
Padang
Arafah
Arafah adalah tanah lapang atau padang yang amat luas.
Padang Arafah merupakan tempat bagi jemaah haji melakukan ibadah wukuf. Arafah
terletak di sebelah tenggara kota Mekah yang berjarak sekitar 22 km dari Mekah.
Dinamakan Arafah, karena di sanalah Adam dan I-Iawa bertemu dan saling mengenal
kembali. Sedangkan menurut Ibnu Abbas, dinamakan Arafah karena di sanalah
manusia mengenali dan mengakui dosa dan kesalahan-kesalahannya.
Muzdalifah
Muzdalifah terletak antara Mina dan Arafah. Muzdalifah
merupakan tempat mabit (menginap) para jemaah haji dalam perjalanan meninggalkan
Arafah setelah terbenamnya matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah. Para jemaah haji
melakukan shalat Maghrib dan Isya di Muzdalifah, kemudian menuju Mina setelah
shalat Subuh.
Mina adalah tempat bagi jemaah haji untuk melakukan
mabit (bermalam) selama 2 malam bagi yang mengambil
nafar awal, dan 3 malam bagi yang mengambil nafar
tsani. Di Mina terdapat tempat tiga Jumrah, yaitu Jumrotul Ula, Wustho, dan
Aqobah. Ketiga Jumrah tersebut ada nilai sejarahnya. Ketika Nabi Ibrahim
diperintahkan oleh Allah untuk melakukan kurban dengan menyembelih anak
kesayangannya, Ismail. Tatkala Ibrahim hendak melaksanakan perintah Allah
tersebut, tiba-tiba muncullah setan yang menggodanya agar menghentikan niatnya
untuk menyembelih Ismail. Untuk mengusir setan, Ibrahim mengambil batu dan
melemparkannya ke setan tersebut. Sejarah pelemparan batu yang dilakukan oleh
Ibrahim kepada setan inilah yang kemudian diabadikan sebagai Jumrah Ula,
Wustha, dan Aqobah.
Ja’ronah
Kata Ja’ronah diambil dari nama seorang wanita yang tinggal
di daerah tersebut. Sekarang Ja’ronah adalah sebuah perkampungan di lembah
Saraf, sekitar 24 km dari Masjidilharam. Di Ja’ronah terdapat masjid yang
digunakan untuk berihram dalam ibadah umrah oleh penduduk Mekah. Masjid
tersebut telah diperbarui kembali oleh Raja Fahd, yang menelan biaya kurang
lebih 2 juta RS (Riyal Saudi), dengan luas 430 m dan dapat menampung jemaah
sekitar 1000 orang. Di Ja’ronah inilah turun surah Al-Baqarah ayat 196.
Masjid
jin
Masjid Iin terletak di sebelah kiri jalan naik ke
pekuburan Ma’la, tepatnya di samping jembatan penyeberangan. Dinamakan Masjid
Iin, karena di tempat inilah Rasulullah saw., membaiat rombongan jin yang ingin
masuk Islam. Menurut lbnu Mas’ud, di tempat ini pula diturunkan surat Al-Jin
ayat 1 -2.
Ma’la adalah sebuah pekuburan yang terletak di kota
Mekah. Posisinya bersebelahan atau searah dengan Pasar Seng. Ma’la merupakan
pekuburan umum yang disediakan pemerintah untuk mengubur jenazah masyarakat
Arab Saudi atau para jemaah haji dan umrah yang meninggal di Mekah. Menurut
satu riwayat, di Ma’la juga terdapat kuburan Siti Khadijah, istri pertama Nabi
Muhammad.
Posting Komentar untuk "Tempat Tempat Bersejarah di Kota Mekah "