Taat Kepada Guru
1. Patuh Dengan Perintah Guru
الثاني: أن ينقاد لشيخه في أمو ره ولا يخرج عن رأيه
وتدبيره، بل يكون معه كالمريض مع الطبيب الماهر،
فيشاروه فيما يقصده ويتحرى رضاه فيما يعتمده،
ويبالغ في حرمته يتقرب إلى الله تعالى بخدمته
Yang kedua, hendaknya mengikuti kepada gurunya dalam berbagai urusannya, dan tidak keluar dari pendapat maupun pengaturannya, akan tetapi keadaanya bersama guru seperti orang yang sakit bersama seorang dokter ahli, dia bermusyawarah terhadap apa yang akan dilakukan, berusaha mencari ridhanya dalam sesuatu yang dikerjakannya, serta memuliakannya dengan berkhidmah kepadanya sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah
2. Sikap Murid Terhadap Guru
ويعلم أن ذله لشيخه عز، وخضوعه له فخر، وتواضعه
له رفعة .
Hendaknya mengetahui bahwa merendahkan diri untuk gurunya adalah sebuah kemuliaan, menundukkan diri untuknya adalah sebuah
kebanggaan, dan tawadhu’ kepadanya adalah sebuah ketinggian derajat.
3. Tawadhu Imam Syafi’iu Imam Syafi’i
ويقال إن الشافعي رضي الله عنه عوتب على تواضعه
للعلماء، فقال :
أهين لهم نفسي فهم يكرمونها
ولن تكرم النفس التي لا تهينه ا
Ada yang berkata bahwa suatu ketika Imam Syafi’I radhiyallahu ‘anhu dikritik karena sikap tawadhu’nya beliau dihadapan para ulama, maka beliau mengatakan:
“Aku merendahkan diriku untuk mereka, lalu mereka memuliakan diriku # tidak akan pernah seseorang dimuliakan yang tidak merendahkan dirinya”
4. Kisah Ibnu Abbas RA dan Zaid Bin Tsabit RA
وأخذ ابن عباس رضي الله عنهما مع جلالته ومرتبته
بركاب زيد بن ثابت الأنصاري وقال: هك ذا أمرنا أن
نفعل بعلمائنا.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dengan kemuliaan serta ketinggian martabatnya, beliau pernah memegang pijakan pelana Zaid bin Tsabit al-Anshari, dan berkata: “beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan ulama-ulama kita”
5. Kisah Imam Ahmad dan Khalaf al–AhmarAhmar
وقال أحمد بن حنبل لخلف الأحمر: لا أقعد إلا بين
يديك، أمرنا أن نتواضع لمن نتعلم منه.
Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata kepada Khalaf al-Ahmar: “aku tidak duduk kecuali dihadapanmu, kami diperintahkan untuk bersikap tawadhu’ kepada orang yang kami timba ilmunya”
6. Pesan Imam Ghazali
وقال الغزالي: لا ينال العلم إلا بالتواضع وإلقاء السم ع
Imam Ghazali mengatakan: “ilmu tidak akan diraih kecuali dengan ketawadhu’an serta mendengarkan dengan baik”
7. Mengikuti Arahan Guru
قال: ومهما أشار عليه شيخه بطريق في التعليم فليقلده
وليدع رأيه فخطأ مرشده أنفع له من صوابه في نفسه
Dia berkata: “apapun yang diarahkan gurunya dalam pengajaran, maka hendaknya murid mengikutinya, dan meninggalkan pendapatnya pribadi, karena kesalahan mursyid (pembimbing) lebih bermanfaat baginya daripada kebenaran pada dirinya sendiri”.
وقد نبه الله تعالى على ذلك في قصة موسى والخضر
عليهما السلام بقوله: } إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْراً
{ ]الكهف: 67 ]
Allah Ta’ala sudah mengingatkan hal tersebut dalam kisahnya Nabi Musa dan al-Khidhir dalam firmanNya: “sesungguhnya kamu tidak akan sanggup sabar bersamaku” (QS. Al-Kahfi: 67).
هذا مع علو قدر موسى الكليم في الرسالة والعلم حتى
شرط عليه السكوت فقال: } فَلا تَسْأ لْنِِ عَنْ شَيْءٍ
حَ تَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْراً { ]الكهف: 70 .]
Padahal dengan ketinggian martabat Nabi Musa dalam hal kerasulan serta keilmuan, namun al-Khidhir memberikan syarat kepada Nabi Musa untuk diam. Al-Khidhir berkata: ‘Maka janganlah bertanya kepadaku sesuatu apapun sampai aku menerangkan kepadamu (QS. Al-Kahfi: 70)
Posting Komentar untuk "Taat Kepada Guru"